Misteri sebuah pulpen_pen story

Misteri sebuah pulpen_pen story


Misteri sebuah pulpen_pen story-Pada tahun 2002 silam saya belum mengenal yang namanya pulpen (bolpoin), karena pada waktu itu saya masih berumur 6 tahun atau sekitar duduk dibangku kelas 1 sd. Menurut aturan yang berlaku pada waktu itu murid kelas 1 sampai dengan kelas 4 dilarang dalam pelajaran menggunakan pulpen. Kira-kira kenapa ya, mungkin karena kita semua masih terlalu kecil dan guru mengetahui akibat kalau diusia semacam ini menggunakan pulpen, betapa merepotkannya ya. 

Jelas dong karena diusia yang sangat belum berumur ini, tentunya saat menulis akan banyak sekali melakukan kesalahan tanpa disengaja. Selain itu guru bermagsud mengajari kita akan kebersihan dan berhemat. Dengan menggunakan pensil dipasangkan dengan penghapus yang seperti permen itu loh. Biasanya ketika anak-anak salah menuliskan sesuatu akan langsung menghapusnya, dan itu akan terulang berkali-kali. Dengan selalu memperbaiki kesalahan, kita diajarkan untuk selalu belajar dan terus belajar. 

Dan dengan menghapus kesalahan huruf tersebut sampai bersih, bukan hal mustahil dibalik itu guru sudah lama telah menanamkan kebersihan untuk kita semua. Bayangkan jika kesalahan mencatat dengan pulpen, pasti akan sangat acak-acakan dan buku akan cepat habis, walaupun tidak habis bisa menggunakan tape-x tapi kan boros. Nah itulah pesan dilarang boros yang telah ditanamkan sejak kita masuk sd, tapi kita tidak pernah menyadari hingga sampai sekarang, sungguh ironi. 

Tapi tidak masalah, yang penting saat ini anda telah membaca artikel ini dimana sudut pandang anda akan semakin luas dan semakin kreatif dalam memandang hal-hal terkecil, apapun itu. Nah kali ini kita akan lanjut ke masalah pulpen, tentunya ini merupakan kelanjutan crita diatas ya. 

Setelah 4 tahun lamanya saya menggunakan pensil, saya rasa hal itu sudah tidak profesional lagi, iya dong secara saya sudah memasuki kelas 5, good bye pensil dan penghapus hahaha. Dengan bangganya saya melempar pensil dan penghapus, tapi tiba-tiba telinga saya dijewer ibu guru karena jam ini adalah pelajaran menggambar pemandangan he. 

Pertama menggunakan pulpen, ini adalah salah satu pengalaman menegangkan bagi saya. Rasanya licin-licin bagaimana gitu, dan benar saja awal menulis saja sudah banyak corat-coret tidak jelas dibuku, akhirnya satu halaman buku dipenuhi coretan hurup yang salah. Mending ya kalau sekarang kita salah, cukup mencoret dengan satu garis saja, lah waktu itu satu kata salah tentunya akan kita urek-urek sampai kata tersebut menjadi hitam tertutup oleh tinta, bayangkan jika catatanku dipenuhi dengan 15 kata yang salah. Itu sudah pasti hasil catatanku seperti baju batik. 

Namun semenjak lulus kelas 5, dan naik kelas 6 pengalaman menggunakan pulse semakin baik, semakin lancar dan top dah. Tapi masalah muncul kembali, saya mulai sering emosi menggunakan pulpen. Dari kelas 5 awal menggunakan pulpen sering hilang dikelas, dan dikelas 6 pun sama pasti hilang. 

Lanjut kejenjang pendidikan yang lebih tinggi, akhirnya saya menjadi siswa SMP N 1 Buayan, bangga sekali tentunya diri ini. Tapi walau semakin dewasa sayapun sebenarnya masih jengkel dengan pulpen yang sering hilang waktu sd. Kali ini di smp saya mulai mengawasi sebuah pen dan menjaganya baik-baik, berharap dapat menghabiskan satu pulpen satu mangsi/tinta. 

Diawal masuk smp sampai akhir kelulusan SMP tiada seseorangpun yang tahu bahkan sekalipun itu teman dan sahabat-sahabat mengenai permasalahan saya dengan sebuah pulpen. Saya rahasiakan hal tersebut karena memang saya rasa patut untuk dirahasiakannya, agar kalian mengetahui cerita sebenarnya pada masa sekarang hihi. 

Dan selama SMP saya pun tidak dapat menghabiskan 1 pulpenpun, bahkan saya sudah mencoba berkali-kali sampai lulus smp pun tidak berhasil menghabiskan sebuah pulpen. Saya terus merahasiakan masalah pulpen tersebut, jangan sampai terbongkar sebelum saya berhasil menghabiskan satu bolpoin. Tapi nyatanya selama 3 tahun ada saja halangannnya, tinggal setengah hilang, tinggal seperempatan dipinjam teman hilang dan sebagainya hingga saya menginjak bangku SMK N 1 Gombong dimana aku akan menyelesaikan masalah ini. 

Awal masuk dimulai, saya juga berniat akan menyelesaikan masalah ini di SMK. Saya kembali menyiapkan pulpen baru, tidak tanggung-tanggung ditas saya ada 3 pulpen. Hemmmm dengan menatap langit yang biru saya bertekad untuk menang kali ini, dan menghabiskan pulpen di bangku SMK saya yakin karena umurku sudah semakin bertambah begitupun dengan kemampuan dalam mengingat. 

Siap, hemmm pelajaran dimulai saya selalu memantau pulpen yang akan saya gunakan. Namun waktu pelajaran teman saya katakanlah Adi tidak membawa pulpen, terpaksa saya meminjamkan pulpen yang masih tersisa ditas. Sengaja saya tidak meminjamkan yang sudah terpakai, karena memang saya berniat akan menyelesaikan misi ini sendiri. Hari demi hari dilalui dengan mulus, hingga tinta tinggal setengah. Namun pulpen saya tinggal 2, karena yang satunya hilang dipinjam teman, tidak mengapa itu tidak penting asalkan yang saya pakai tidak hilang. 

Suatu hari teman lain tidak membawa pulpen, kalau tidak salah Penjol namanya, dia pun berhasil menghilangkan pulpen saya kembali, nasib. No problem yang penting aku hampir menyelesaikannya, pulpen ditangan tinggal sedikit lagi habis tapi bel istirahatpun berbunyi, akhirnya saya berhenti dan menaruh pulpen di selipan buku atas meja, kemudian beristirahat bersama teman-teman membeli mendoan dikantin. 

Waktu masuk kembali, ternyata pulpen saya tidak ada, dengan penuh kejengkelan saya membeli pulpen baru dan memulai dari awal. Intinya selama SMK hingga lulus game ini belum terselesaikan. Dan saya lulus tahun 2011, masalah ini belum ada yang tahu, kemudian saya mencari kerja. Dan dalam pekerjaanpun sama seperti itu, apalagi menulis setelah lulus itukan jarang, mau tidak mau ya habisnya lama, akhirnyapun sering hilang sampai tahun 2016 saya belum bisa menyelesaikannya. 
Hingga awal mei 2016 saya bertekad sangat keras sekali, tapi pada hari ini 10 mei 2016 saya kembali kehilangna pulpen yang akan habis huhuhu. 

Ceritanya begini, saya mengantar pesanan kerumah costumer, karena saking asiknya dan senang mendapat banyak uang tips jadi dengan semangat saya meminta tanda tangan sang costumer. Tanda tanganpun selesai, saya merobek surat jalan untuk costumer dan mempersiapkan segalanya untuk kembali ke bengkel. Sampai dibengkel masih senang, dengan hal tadi karena dapat tips hhee. Tiba-tiba ada costumer ingin membeli aki, otomatis saya membuatkan garansi dong. Saya merogoh saku saya, hah ternyata tidak ada, kaget dong. Tidak ada, setelah saya mengingat kembali ternyata memang ketinggalan waktu nganter aki tadi. Hemmm sudahlah semakin frustasi saja dengan hal ini. 

Begitulah teman-teman game yang saya mainkan belum tamat juga, bikin greget tentunya. Saya akan mencoba kembali sampai berhasil, meski sekarang sudah banyak yang tahu, mohon doanya ya teman.

Subscribe to receive free email updates:

4 Responses to "Misteri sebuah pulpen_pen story"

- Mohon komentar sesuai isi artikel teman :-)

- Terima kasih atas kunjungannya :-)

- jika ada yang ingin ditanyakan atau saran bisa mengirimnya ke contact form.